Bulan ramadhan adalah bulan yang
dimana umat islam dilatih untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Maka,
setelah bulan ramadhan umat islam dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu
ramadhaniyun dan rabbaniyun. Bulan ramadhan adalah bulan yang
dimana umat islam dilatih untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Maka,
setelah bulan ramadhan umat islam dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu
ramadhaniyun dan rabbaniyun.
konsistensi atau kesinambungan. Karena apabila kita termasuk kepada orang yang ramadhaniyun maka kita termasuk orang yang merugi. Rosululullah SAW bersabda :
- Ramadhaniyun adalah orang yang taat dan semangat beribadah pada bulan ramadhan, kemudian ketika selesai ramadhan maka selesai juga amal ibadahnya.
- Robbaniyun adalah orang yang taat dan semangat beribadah pada bulan ramadhan, kemudian setelah ramadhan berakhir pun dia tetap semangat dan bahkan bertambah.
konsistensi atau kesinambungan. Karena apabila kita termasuk kepada orang yang ramadhaniyun maka kita termasuk orang yang merugi. Rosululullah SAW bersabda :
“barang siapa yang hari ini sama
dengan hari kemarin, maka termasuk orang yang merugi”
Untuk mengetahui apakah kita
termasuk orang yang merugi atau beruntung maka mari kita evaluasi amal. Ketika
sebelum ramadhan tingkat ibadah kita dirumuskan dengan simbol X dan setelah
memasuki ramadhan maka ibadah kita meningkat menjadi 10X maka orang yang
beruntung adalah orang yang setelah ramadhan itu ibadahnya meningkat dari
sebelum ramadhan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang orang yang
merugi dan beruntung :
Golongan orang yang
beruntung :
Sebelum Ramadhan
|
Ramadhan
|
Sesudah Ramdhan
|
X
|
10X
|
>X
|
Posisi awal
|
10 kali lebih besar dari posisi awal
|
Meningkat dari posisi awal
|
Golongan
orang yang merugi :
Sebelum Ramadhan
|
Ramadhan
|
Sesudah Ramdhan
|
X
|
10X
|
X
|
Posisi awal
|
10 kali lebih besar dari posisi awal
|
Sama dengan posisi awal
|
Golongan
orang yang celaka :
Sebelum Ramadhan
|
Ramadhan
|
Sesudah Ramdhan
|
X
|
10X
|
|
Posisi awal
|
10 kali lebih besar dari posisi awal
|
Menurun dari posisi awal
|
Tidak hanya urusan dunia saja
yang perlu kita hitung, disini mari kita menghitung urusan ibadah untuk bekal
kita di akhirat nanti. Sebagai contoh kita pilih lima amalan yang sering
dilaksanakan dibulan ramadhan, kemudian kita perhatikan kualitas amal,
kuantitas (jumlah) amal dan semangat serta kenikmatan dalam beribadah.
1.
Shalat wajib
- Kualitas, khusyu dan tumaninah dalam shalat
- Kuantitas, tepat waktu dan lamanya solat
- Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya
- Kualitas, khusyu dan tumaninah dalam shalat
- Kuantitas, jumlah rakaat dan lamanya solat
- Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya
- Kualitas, sejauh mana kita mengerti dan mempelajari Al-Qur’an
- Kuantitas, seberapa sering kita berinteraksi dengan Al-Qur’an
- Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat membacanya
- Kualitas ikhlas dan cara mengeluarkannya
- Kuantitas yang kita sodaqohkan dan kuantitas banyaknya orang yang mendapat sodaqoh tersebut
- Pertambahan semangat dan nikmat beribadahnya
- Kualitas berpuasa menahan diri dari larangan-larangan Allah SWT.
- Kuantitas puasa sunnah yang dikerjakan, adakah peningkatan dari yang tadinya tidak biasa puasa sunnah senin kamis menjadi puasa, yang biasa puasa senin kamis dia menambah dengan puasa yaumul bid, dan lain sebagainya.
- Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya.
Dan masih banyak lagi yang perlu
kita tingkatkan selain yang dituliskan diatas, karena yang ditulis diatas hanya
sebagai contoh saja. Kualitas ibadah kita ditinjau dari ketiga aspek tersebut,
apakah ketiga aspek tersebut meningkat ataukah menurun setelah bulan ramadhan.
Kemudan kita bisa lihat dalam
grafik dibawah. apabila setiap tahun amal ibadah kita ditingkatkan, maka dengan
metode ini diharapkan ibadah kita setiap tahunnya meningkat dan terus
meningkat.
Pada bulan ramadhan ibadah kita
selalu meningkat, tapi setelah bulan ramadhan berlalu ibadah kita biasanya
menurun kembali. Tapi, jika kita ingin termasuk golongan rabbaniyun maka turunnya
itu jangan sampai lebih rendah dari sebelum bulan ramadhan. Gunanya untuk apa?
Ya gunanya untuk membuat ubadah kita setiap tahunnya meningkat. Berikut ada
beberapa latihan menikmati ibadah :
1. Jangan biarkan
ibadah yang biasa kita lakukan di bulan ramadhan hilang begitu saja setelah
bulan ramadhan berlalu. Kita harus pertahankan ibadah itu meskipun kadarnya
berkurang, tepi berkurangnya itu jangan sampai lebih rendah dari sebelum bulan
ramadahan. Misalnya, sebelum ramadhan kita sering melaksanakan tilawah
Al-Qur’an sebanyak satu lembar perhari, pada bulan ramadhan meningkat menjadi
satu juz perhari, maka setelah bulan ramdhan berlalu kita harus meningkat dari
sebelum ramadhan misalnya tiga lembar perhari. Jangan sampai menurun misalnya
jadi satu halaman perhari.
2. Nikmati seluruh
ibadah yang kita kerjakankan,nikmati solatnya, nikmati puasanya, nikmati
sodaqohnya dan lain sebagainya. Karena tidaklah mungkin ibadah kita akan meningkat jika kita tidak menikmati
ibadah tersebut. Contohnya :
- Lebih sensitif terhadap lingkungan akan menghasilkan bersodaqoh tanpa diminta tolong, ketika ada yang membutuhkan.
- Menikmati puasa bukan menikmati bukanya, tapi nikmatilah puasanya.
- Selama kita masih menikmati ibadah ber tasbih, maka lakukan terus lebih dari 33 kali.
- Begitupun dengan membaca Al-Qur’an, selama kita masih menikmati membaca Al-Qur’an maka lanjutkanlah.
- Jangan batasi surat-surat yang kita baca dalam solat.
- Dan lain sebagainya.
4. Latihan
mengenak-enakkan beribadah, yang blum enak saja di enak-enakan apa lagi yang
sudah enak.
Kita tarik kesimpulannya bahwa
dalam beribadah kita membutuhkan sebuah evaluasi untuk lebih meningkatkan
kualitas ibadah kita. Evaluasi itu bisa diukur dalam segi kualitas, kuantitas
dan semangat serta kenikmatan dalam beribadah. Ibadah pokok yang perlu kita
evaluasi yaitu shalat wajib, shalat sunnah, tilawah Al-Qur’an, sodaqoh dan
puasa. Semoga kita termasuk orang yang beruntung, yaitu orang-orang yang
tergolong dalam golongan orang yang rabbaniyun.
No comments:
Post a Comment
Be a strong mukmin.