Hikmah 4: Menghindari Tadbir atau Overthinking dalam Kitab Al-Hikam karya Imam Ibnu Athaillah As-Sakandari
Maasyirol muslimin, Rahimakumullah.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Maha Suci Allah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk [67]:1-2)
Hadirin Rahimakumullah
Allah menciptakan kehidupan ini ingin menguji hambanya, siapakah diantara hambanya yang paling amalnya.
Maka dalam hidup yang penuh ujian ini, kita tidak akan dipertemukan dalam kehidupan yang ideal.
Sebagian orang, Allah lapangkan hartanya,
namun disisi lain, Allah sempitkan waktunya.
Sebagian yang lain, Allah lapangkan waktunya,
namun disisi lain, Allah sempitkan hartanya.
Ada juga yang Allah lapangkan hartanya, Allah lapangkan juga waktunya, tapi Allah sempitkan hatinya.
Ujian datang bisa jadi dari keluarga kita, dari sodara kita, dari orang tua, bahkan dari dirikita sendiri.
Sebenarnya tidak ada masalah, tapi kita cemas, berlebihan dalam menghawatirkan sesuatu, atau biasa disebut dengan At-Tadbir, atau Overthinking dalam dunia Psikologi.
Sebagai contoh:
Seorang ayah Khawatir ketika nanti pensiun tidak mampu mencukupi kebutuhan finansial keluarga atau masa depan keluarga, hingga sulit tidur, yang kemudian memengaruhi kesehatan fisiknya.
Orang tua cemasan berlebihan tentang masa depan anak yang mengganggu pikiran dan emosinya setiap hari. Hingga memaksa anak untuk belajar dan belajar, menuntut berprestasi tanpa diimbangi dengan hak-hak anak yang lainya.
Hadirin Rahimakumullah,
Allah tidak menghendaki kita agar kita stress, tadbir/overthinking dalam menjalani kehidupan ini.
Dalam psikologi, terlalu memikirkan sesuatu yang disebut overthinking itu terjadi ketika otak kita terjebak pada kekhawatiran berlebih tentang hal-hal yang belum tentu terjadi.
Otak itu seperti mesin mobil: kalau terus menerus dipakai tanpa rem, mesinnya panas dan rusak.
Dalam Islam, Allah memberi kita cara "meredam mesin" itu: berzikir, shalat, dan tawakal.
ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (Ar-Ra‘d [13]:28)
Imam Ibnu Athaillah Al-Iskandari Rahimahumullah dalam Kitab Al-Hikam, hikmah yang ke 4 beliau berkata:
أَرِحْ نــَفْسَـكَ مِنَ الـتَّدْبِــيْرِ،
فَمَا قَامَ بِـهِ غَيْرُ كَ عَـنْكَ لاَ تَـقُمْ بِـهِ لِنَفْسِكَ
"Istirahatkan dirimu dari tadbiir (Overthinking)! Karena apa yang (Allah) telah melakukannya untukmu, janganlah engkau (turut) mengurusinya untuk dirimu."
Dalam psikologi, ada konsep bernama "locus of control" atau "pusat kendali". Ini artinya, dalam hidup kita, ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak.
Hal yang bisa kita kendalikan: usaha, sikap, doa, dan cara berpikir kita.
Hal yang tidak bisa kita kendalikan: hasil dari usaha, masa depan, atau apa yang orang lain pikirkan tentang kita.
Kita hanya bertanggung jawab terhadap usaha, bukan terhadap hasil akhirnya. Allah sudah mengatur hasilnya. Cukup kita fokus pada usaha terbaik, karena selebihnya ada dalam takdir Allah.
Marilah kita ambil pelajaran dari Naik Pesawat.
Naik Pesawat yang kita tidak tahu siapa pilotnya saja kita bisa tenang.
Tapi kenapa kita hidup yang kita semua tahu Allah pengendalinya, kita tidak jalani dengan tenang, kenapa?
Padahal kita gak mungkin salah jalan, yang penting ikutin petunjuk dan ikutin aturan Allah.
Kita cuma dimainta patuh dan yakin, kalau Allah pasti akan sampaikan kita di tempat tujuan tepat waktu.
Kita mau overthinking seperti apapun, kita tidak punya kendali, Kecuali kendali diri ini, supaya bisa tetap tenang selama perjalanan.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم إنه هو الغفور الرحيم.
Comments
Post a Comment
Be a strong mukmin.