1. Selalu mengikuti hawa nafsunya untuk menolak kebenaran.
Suka membantah dan menolak kebaikan dan lebih menyenangi kemungkaran, atau hal-hal yang menimbulkan keburukan. Meskipun berbagai macam dalil disampaikan kepada mereka, bukti dan mukjizat dari Allah telah ditunjukkan secara secara nyata dihadapan mereka, mereka akan tetap gigik melakukan penolakan. Apalagi jika bukti itu hanya sekedar pendapat-pendapat tekstual, analisa pemikiran dan kekhawatiran manusia tertentu dari orang-orang yang menginginkan kebaikan, mereka akan selalu menolak, membantah dan menentangnya.
Sampai-sampai Allah menyatakan
dalam surat Al-An’am ayat
111, “Jika seandainya malaikat diturunkan untuk menjadi saksi dan memberi
penjelasan, atau orang-orang yang telah mati dihidupkan kembali untuk menjadi
saksi dan membuat testimoni, atau akibat buruk berupa azab Allah akibat dari
segala bentuk penentangan terhadap ayat-ayat Allah ditampakkan kepada mereka,
maka manusia-manusia pengikut setan itu, akan tetap gigih utuk membantah dan
menolak kebenaran yang disampaikan kepada mereka, karena tidak sesuai dengan
kesenangan hawa nafsu mereka, dam mereka itu menjadi dungu (tidak mau tahu).
2. Penentang para nabi dan ajarannya
Manusia-manusia pengikut setan memiliki karakter, menentang
para nabi dan menentang ajaran para nabi, menentang fatwa-fatwa ulama-ulama
pejuang penerus da’wah para nabi, dengan cara menghasut manusia-manusia
berkarakter setan lainnya, menggunakan kata-kata yang indah dan menarik
seolah-olah pendapat-pendapat yang dikatakannya tersebut untuk kebaikan orang
banyak dan demi harkat dan martabat kemanusiaan (humanisme), untuk menyesatkan
manusia sebanyak-banyaknya agar menjadi pengikut dan golongannya.
3. Penebar Fitnah dan penentang orang-orang yang beriman
Manusia-manusia pengikut setan, suka menebar fitnah dan
penentangan kepada orang-orang beriman dan taat terhadap ajaran agananya, bahwa
orang-orang yang konsisiten dalam keimanannya dan taat terhadap ajaran agamnya
tersebut mereka sebut sebagai orang-orang yang tidak toleran, raidkal, suka
memasakan kehendak dan tidak bias menghargai perbedaan. Padahal apa yag
dituduhka itu, tanpa mereka sadari justru menjadi karakter mereka sendiri, tetapi mereka selalu
berlindung dalam falsafah demokdrasi dan hak azazi, dan membungkusnya dengan
kata-kata yang menarik, seolah-olah sebagai cita-cita yang indah dan lain-lain
dengan maksud untuk menipu manusia laiinya agar sama-sama menyukai apa yang diinginkan
oleh setan dan memusuhi orang yang beriman dan orang-orang yang konsisiten
terhadap jatidiri ajaran agama dan keimanannya.
4. Suka Hura-Hura
Pada zaman modern seperti
ini sekarang ini, manusia-manusia pengikut setan memiliki karakter suka
kepada hal-hal yang bersifat hura-hura, dengan menampakkan, suka kepada hal-hal
yang menimbulkan perilaku menyimpang, suka melakukan pemborosan dan suka kepada
hal-hal yang dapta menimbulkan perislisihanm perpecahan, dan permusuhan. Tetapi
mereka selalu beraalasan dem nkebaikan dan demi nmengangkat citar bangsa dan
hak azasi manusia yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda dengan pluralitas
yang ada.
dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia. (Al-Isra' (17):53)
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(Al-Maidah (5):91)
pinjem artikelnya dulu
ReplyDeleteSilahkan,, Untuk apa jar?
ReplyDeletekakak rizqi pinjem artikel nya ya !
ReplyDeleteIya,, boleh,, salam kenal yah...
Deletesaya juga pinjem....
ReplyDeletemohon ijin untuk mengcopy, tks
ReplyDeleteIjin pakai materi mas..nuwun
ReplyDeleteminta ijin kopy mas materinya mantap ,buat kultum di masjid ,do'a kan ya mas
ReplyDelete