Ikuti Blog ini Via Facebook

Mengetahui update "Materi Kultum Kita" lebih cepat dan lebih mudah. Klik tombol suka dibawah ini.

Thursday, June 28, 2012

Makna Hamdalah



Al-Hamdu, secara bahasa berarti madah (pujian) atas perbuatan baik yang keluar dari pelakunya tanpa paksaan. Sama halnya pujian tersebut disampaikan kepada orang yang bersangkutan atau kepada orang lain.

Pengertian madah (pujian) ini pengertiannya luas. Karenanya sering dikatakan pujian terhadap harta benda, pujian atas kecantikan, terhadap prestasi olah raga dan lain sebagainya.

Kata Al-Sana, menurut pengertian bahasa yang juga dipakai untuk memuji atau mencela. Karenanya sering digunakan “Asnaa ‘alaihi syarran” (Ia mencela perbuatan buruk yang dilakukan seseorang). Atau, “Asnaa’alaihi khairan” (ia memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang).


Pengertian kata syukuur menurut bahasa ialah mengakui kebaikan atas nikmat yang dilakukan oleh orang yang disyukuri. Ungkapan tersebut bisa keluar dengan hati ataupun lisan, dengan tangan, atauu anggota badan lainnya. Hal ini seperti ungkapan penyair:

“Nikmat yang kucurahkan pada kalian ada tiga macam, yaitu lalui tanganku, lisanku dan (hati kecil) yang tidak Nampak.”

Penyair bermaksud bahwa tanganku, lidahku dan hatiku adalah untuk kalian. Yang ada dalam hatiku tidak lain rasa cinta dan selalu menasehati kalian. Dan didalam lisanku tidak lain hanyalah ungkapan pujian dan rasa syukur terhadap kalian. Tanganku dan anggota tubuhku yang lain juga selalu ingin membalas budi kalian, di samping berkhidmat kehadapan kalian.

Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Al-Hamdu itu bererti inti ungkapan rasa syukur. Seseorang hamba yang tidak bersyukur kepada Allah bererti ia tidak pernah memuji-Nya. Dalam hadis tersebut dikatak bahwa Al-Hamdu itu merupakan inti dari pada syukur karena mengungkapkan rasa nikmat dngan lisan terhadap orang yang melakukannya. Hal ini bererti menyebut-nyebut pelaku kebajikan di antara orang banyak, dan agar hal tersebut dapat dijadikan teladan bagi yang lainnya. Adapun pengungkapan syukur dengan hati, tentunya tidak akan tampak, dan sangat sedikit orang yang mengetauinya. Begitu juga pengungkapan rasa syukur yang dilakukan denga anggot badan, tentunya tidak jelas di amta orang banyak.
Adalah zat yang disembah secara benar  dan tidak bisa di gunakan oleh selain Allah SWT.
Artinya Tuhan yang memilhara. Dalam arti kata mengatur yang diatur dan mengatur kehidupan yang ada dalam kekuasaan-Nya.
Pemeliharaan Allah terhadap manusia ada dua macam:
  1. Pemeliharaan terhadap eksistensi manusia. Yakni dirtumbuhkan sejak kecil hingga dewasa, dan adanya peningkatan kekuatan jiwa seta akalnya.
  2. Pemeliharaan terhadap agama dan akhlaknya, yakni melalui wahyu yang diturunkan kepada salah seorang agar menyampaikan risalah yang akan menyempurnakan akar dan membersihkan jiwa mereka.



Dalam hal ini , selain Allah tidak dibolehkan sama sekali melakukan pensyai’atan mengenai masalah ibadah bagi umat manusia dan tidak boleh melakukan penghalalalan atau mengaramkan terhadap sesuatu kecuali dngan izin Allah.

Kata Rabbun ini juga dipakai untuk manusia. Karenanya dapat dikatakan Rabbud-Dar (pemelihara/pemilik rumah), atau Rabbul-An’am (pemilik ternak). Hal I ni seperti ungkapan Allah ketika menceritakan perihal Yusuf a.s. terhadap tuannya, Aziz (penguasa Mesir). Allah berfirman:


“…sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik…” (Yusuf,12:23)

Abdul-Mutthalib berkata kepada raja Abraham, panglima tentar kerajaan Najasyi ketika terjadi ‘Amul-Fil:

“Unta-unta itu saya-lah pemiliknya (rabb-nya). Sedangkan Ka’bah mempunyai rabb (Pemilik) sendiri yang akan menjaga dan memeliharanya”

Bentuk tunggalnya adalah ‘Alam, dengan difathahkan huruf lam-nya. Artinya ialah segala yang ada di dalam Alam wujud ini. Menurut kebiasaan orang arab, kata ‘Alam ini mereka tujukan kepada pengertian suatu golongan yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai ciri khusus, mirip manusia yang berakal jika bukan sebagai manusia. Karenanya dikatakan ‘Alamul-Insan (dunia manusia), ‘Alamul-Hayawan (Alam hewan), atau Alamul-Nabat (dunia tumbuh-tumbuhan=flora). Jadi, tidak bisa dikatak Alamul-Ahjar (dunia batuan), atau Alamul-Ard (dunia bumi). Sebab, semua ‘Alam yang dimaksud di sini bisa menerima pengertian tarbiyah (pemeliharaan) jika dilihat dari segi lafax Rabb yang mengawalinya. Hal tersebut tampak jelas eksistensi seluruh ‘Alam yang di kehendai tadi, yakni adanya kehidupan, membutuhkan kalori dan berkembang biak.

Ringkasnya, setiap pujian yang baik itu hanyalah bagi Allah. Sebab, Dia-lah sumber terciptanya semua makhluk, Dia-lah pengatur dan panata Alam semesta sejak pertama ada hingga masa akhirnya. Dan Allah pula yang memberikan ilham kepada manusia mengenia hal-hal yang beik dan maslahat untuk kepentingan. Karenanya, segala puji dan syukur harus dipanjatkankepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Dia berikan.

Sumber : “Terjemah TAFSIR AL-MARAGI”
Oleh : AHMAD MUSTAFA AL-MARAGI

Baca juga Makna Basmalah



No comments:

Post a Comment

Be a strong mukmin.